yang kutulis pertama kalinya untuk kamu
Mungkin sampai kapanpun kamu tidak akan pernah tau.
Bahkan terkadang aku pun tidak menyadarinya, memilih abai karena tidak punya nyali untuk mengaku.
Bagaimana bisa kamu memenangkan aku tanpa melakukan apa-apa? Atau malah aku yang terlalu abai dan lupa kalau kamu begitu tulus memberikan rasa?
Kamu pandai menjagaku, aku tidak pernah tau caranya. Bisaku cuma satu; tidak sabar dan merusuhi kamu.
Kamu selalu pandai menyenangkan aku, aku tidak pernah tau caranya. Bisaku cuma satu; membuat kamu kebanyakan beban hidup.
Kamu selalu pandai membuat aku baik-baik saja, aku tidak pernah tau caranya. Bisaku cuma satu; mengganggu, waktu kamu banyak pikiran.
Kamu begitu halus, untuk aku yang terlampau kasar. Kamu begitu penuh ketulusan, untuk aku yang sangat suka lari dari hal-hal beginian.
Tau apa aku soal menyayangi, kalau bukan kamu yang ajari? Tau apa aku perihal menghargai, kalau bukan kamu yang tunjukkan caranya?
Aku tidak pernah punya cara yang benar menyayangi kamu. Bagaimana kamu merasa tidak pantas, kalau akulah yang sebaliknya?
Mungkin sampai kapanpun kamu tidak akan pernah tahu,
diam-diam, aku selalu ingin memenangkan hatimu.
-----
(Bismillah. Aku ingin, tetap Allah yang memenangkan hatimu.)
Bahkan terkadang aku pun tidak menyadarinya, memilih abai karena tidak punya nyali untuk mengaku.
Bagaimana bisa kamu memenangkan aku tanpa melakukan apa-apa? Atau malah aku yang terlalu abai dan lupa kalau kamu begitu tulus memberikan rasa?
Kamu pandai menjagaku, aku tidak pernah tau caranya. Bisaku cuma satu; tidak sabar dan merusuhi kamu.
Kamu selalu pandai menyenangkan aku, aku tidak pernah tau caranya. Bisaku cuma satu; membuat kamu kebanyakan beban hidup.
Kamu selalu pandai membuat aku baik-baik saja, aku tidak pernah tau caranya. Bisaku cuma satu; mengganggu, waktu kamu banyak pikiran.
Kamu begitu halus, untuk aku yang terlampau kasar. Kamu begitu penuh ketulusan, untuk aku yang sangat suka lari dari hal-hal beginian.
Tau apa aku soal menyayangi, kalau bukan kamu yang ajari? Tau apa aku perihal menghargai, kalau bukan kamu yang tunjukkan caranya?
Aku tidak pernah punya cara yang benar menyayangi kamu. Bagaimana kamu merasa tidak pantas, kalau akulah yang sebaliknya?
Mungkin sampai kapanpun kamu tidak akan pernah tahu,
diam-diam, aku selalu ingin memenangkan hatimu.
-----
(Bismillah. Aku ingin, tetap Allah yang memenangkan hatimu.)
Baguss.. ��
BalasHapus