Sesuatu yang magis dari sebuah pertanyaan.
Dulu, aku pernah menaruh hati pada sebuah keinginan.
Lalu, di hari yang sendu dan kelabu kala itu, dia bertanya; apa yang akan jadi tujuan kalau rancang rencanamu bukan sesuatu yang ditakdirkan?
Beberapa tahun yang lalu.
Aku masih benar-benar ingat, kala itu hujan deras, lantai basah dan air menggenang dimana-mana. Atap di atas ruang, yang bocor dan sengnya berkarat, membuat tetes air hujan merembes ke dinding-dinding ruangan.
Pertanyaannya magis sekali.
Sepersekian detik hatiku bertanya-tanya; meraih kira, apakah aku akan mengatakannya. Dan kubilang dengan jelas kepadanya. Sesuatu yang waktu itu persis menjadi keyakinan, sekalipun hatiku menolaknya mati-matian.
Sesuatu yang sekarang, telah menjadi yang ditakdirkan.
-
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah.
Lalu, di hari yang sendu dan kelabu kala itu, dia bertanya; apa yang akan jadi tujuan kalau rancang rencanamu bukan sesuatu yang ditakdirkan?
Beberapa tahun yang lalu.
Aku masih benar-benar ingat, kala itu hujan deras, lantai basah dan air menggenang dimana-mana. Atap di atas ruang, yang bocor dan sengnya berkarat, membuat tetes air hujan merembes ke dinding-dinding ruangan.
Pertanyaannya magis sekali.
Sepersekian detik hatiku bertanya-tanya; meraih kira, apakah aku akan mengatakannya. Dan kubilang dengan jelas kepadanya. Sesuatu yang waktu itu persis menjadi keyakinan, sekalipun hatiku menolaknya mati-matian.
Sesuatu yang sekarang, telah menjadi yang ditakdirkan.
-
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah.
Komentar
Posting Komentar
Komentar?